Banyak orang masih bingung dengan keberadaan turki di peta dunia ini. Secara geografis, turki terletak di antara benua eropa dan asia, dari sisi sosial dan agama turki dianggap masuk benua asia karena "islamnya" tetapi pada kenyataanya Turki telah menjadi kandidat kuat anggota EU sejak tahun 1999. Lantas, mana yang benar?
Turki yang kental dengan Islamnya menjadi suatu ganjalan tersendiri dalam perjalanannya menuju Uni Eropa. Negara - negara di eropa sudah menganggap mereka adalah 'benua kristen' dan pastinya ini bertentangan dengan turki yang mayoritas beragama islam. Mereka khawatir Turki akan membawa Islam ke eropa dan membuat mereka menjadi negara kuat di masa depan
Dalam kenyaatannya, Turki masih belum dianggap sebagai anggota Uni Eropa sampai saat ini. Perdana Menteri Turki Tayyip Erdogan mengatakan "Turki telah menanti selama 54 tahun untuk bergabung dengan Uni Eropa. Tapi proses perundingannya selama dua tahun setengah tidak menghasilkan hal yang baru". Dalam lawatan terbarunya ke salah satu anggota Uni Eropa di bagian timur itu ia menambahkan "Turki berharap menjadi anggota Uni Eropa, tetapi organisasi ini menolak keanggotaan turki dengan alasan yang tidak jelas". Diplomat senior turki itu menegaskan Ankara tidak akan tinggal diam dalam menyikapi sepak terjang Uni Eropa terhadap Turki.
Sementara itu, bersamaan dengan Turki, Kroasia memulai perundingan dengan Uni Eropa yang berakhir pada 2012. Awal juli 2013, Kroasia resmi menjadi anggota Uni Eropa. Sejumlah negara besar di Eropa seperti Prancis dan Jerman selalu menentang keras keanggotaan Turki di Uni Eropa. Padahal pemerintah Ankara telah merombak beberapa sistem di Turki yang dirasa kurang berkenaan di wilayah Eropa, seperti bidang politik, ekonomi, hukum. Namun tetap saja sikap Uni Eropa tidak berubah yang terhadap Turki dibanding negara pemohon lainnya. Misalnya, Serbia yang memiliki berbagai masalah dalam persyaratan keanggotaanya di Uni Eropa berhasil mencapai kesepakatan bebas visa eropa. Namun tidak demikian bagi Turki.
Banyak pihak menilai, bergabungnya Turki dengan Uni Eropa juga akan mengancam kepentingan Yunani yang berseteru dengan pihak Ankara terkait kasus laut Mediterania, terutama pembagian
Siprus. Selain penolakan dari petinggi-petinggi negara Eropa, kalangan pemikirnya sendiri menentang keanggotaan Turki di organisasi mereka. Huntington misalnya, ia berpendapat bahwa Turki lebih baik bergabung dengan organisasi negara Islam daripada dengan Uni Eropa. Itu didasari dengan pihak Eropa yang memandang Turki memiliki perbedaan sejarah dan budaya yang tajam dengan mereka, maka selamanya Turki tidak akan diterima di organisasi terbesar negara- negara eropa tersebut.
Dalam bidang olahraga khususnya sepakbola, Turki lebih memilih UEFA ketimbang AFC, mengapa? Sejak zaman Mustafa Kemal Attaturk Turki selalu berusaha mengidentifikasikan diri sebagai bangsa eropa. Kebetulan di seberang selat Bosporus terletak sebagian kecil wilayah Turki dengan Kota Istanbul sebagai kota terbesar di Turki, disamping itu Turki memang lama menguasai wilayah Balkan, salah satu sisanya adalah negara Bosnia yang mayoritas beragama Muslim. Sejak semula Turki memang tidak
pernah bergabung dengan AFC, mereka lebih memilih UEFA, mereka pun tidak pernah mengikuti Asian Games. Apa boleh buat orientasi ekonomi politik dan identifikasi bangsa rupanya mereka memilih menjadi orang Eropa. Sebagai bangsa eropa prestasi, mereka pun sangat memukau atau membuat iri negara-negara asia. Mereka berhasil meraih peringkat 3 dalam piala dunia 2002 di Korea Selatan-Jepang.
Sejatinya, tertutupnya gerbang Uni Eropa bagi Turki menyebabkan kecenderungan rakyat negara itu bergabung dengan Uni Eropa semakin menurun. Hasil riset yang dilakukan pada pusat ekonomi dan kebijakan luar negeri Turki dalam memperingati tahun kelima hubungan dengan Uni Eropa menunjukkan bahwa dua pertiga rakyat Turki tidak tertarik bergabung dengan Uni Eropa
0 comments:
Post a Comment